<div style='background-color: none transparent;'></div>

World News

Featured Slider

Home » » Pendidikan Karakter Pemuda

Pendidikan Karakter Pemuda

 Jati diri pemuda Indonesia mengalami krisis akut. Identitas kepribadian dan karakter diri telah gamang. Terbukti, Pancasila sekarang hanya sekedar lambang yang diingat atau dikenang saja tanpa implementasi yang nyata atas nilai-nilainya. Rasa nasionalisme pun cuma menjadi bayangan semu tentang keberadaannya ditengah-tengah iklim Indonesia yang mulai berganti wajah. Nasionalisme itu tidak akan muncul dari atmosfir individualistis tanpa menyadari betapa pentingnya solidaritas antar suku, ras, dan agama. Perbaikan Indonesia tidak mungkin timbul dari mereka yang memiliki mental dan moral bobrok. Tidak mungkin bisa “sehat” jika pemuda Indonesia terus saja berdiam diri menikmati ketidakwarasan iklim publik. Pemuda adalah tonggak kemajuan suatu bangsa. Maka sudah sepantasnya tonggak itu tampil dengan “mutu, kuat dan berani”. Untuk  itu, moral dan mental pemuda dapat ditempa salah satu caranya yakni melalui organisasi.

Pada umumnya, hanya sedikit yang menyadari bahwa organisasi merupakan wadah berlangsungnya pendidikan karakter pemuda. Organisasi intra ataupun ekstra di lingkungan sekolah dan kampus misalnya. Adalah tempat penempaan sikap dan perilaku diri. Pemuda diajarkan untuk berkomitmen dan berprinsip. Di sisi lain tidak sedikit pula diantara pemuda yang mengabaikan dua hal tersebut dengan melakukan kecurangan dalam ujian, mencontek, dan plagiatan terhadap hak cipta. Perbandingan dua peristiwa ini sangatlah kontradiktif. Pelanggaran kecil seperti inilah yang dapat melunturkan karakter bangsa dan berakibat pada lemahnya ketahanan nasional. Oleh karena itu,“ pembentukan karakter bangsa berarti pembentukan karakter pemuda Indonesia’’ yang dapat diperoleh melalui organisasi. Hal ini dirasa penting sekali mengingat dampak negatif moderenisasi dan globalisasi sudah mulai menjamur bak bunga-bunga yang bermekaran di musim hujan.
Di sinilah,  generasi muda Indonesia dituntut perannya mengisi kemerdekaan Indonesia. Salah satu cara ialah mengeksistensikan kembali identitas nasional demi keberlangsungan perbaikan menuju Indonesia yang dicita-citakan melalui pemahaman diri dan pendidikan karakter pemuda. Agar pemuda bisa tampil dengan pedang idealismenya. Dapat bergerak dengan moral dan mental bajanya.
Semangat berorganisasi sangat butuh dilahirkan dan ditularkan demi sebuah pelatihan pemahaman diri terhadap pembentukan karakter pribadi pemuda. Sikap positif yang diperoleh dari interaksi dalam organisasi seperti saling peduli dan bekerjasama dapat melahirkan solidaritas sosial ditengah-tengah iklim individualistis seperti sekarang. Yang diharapkan mampu diaplikasikan dalam kehidupan terdekat seperti kehidupan sehari-hari. Hal ini merupakan bentuk kesiapan pemuda sebagai pewaris penerus bangsa. Semangat berorganisasi juga mendidik keberanian pemuda untuk “memiliki mimpi”. Semangat ini menjadi indikator utama pemuda untuk berani berusaha mewujudkan mimpi. Mimpi hanya angan-angan belaka. Tidak akan berubah jika  tidak ada yang merubahnya. Untuk itu, pemuda memiliki hak menjadi pengubah mimpi menjadi nyata. Perubahan Indonesia kearah yang lebih baik menawarkan sebuah sikap nyata dari pemuda untuk menjadi aktor di balik perubahan.
Pemuda sebagai aktor adanya perubahan dapat dilihat dari kepentingan individu yang berkumpul dan memiliki tujuan bersama dalam proses pencapaiannya tertuang dalam organisasi. Seperti halnya pengabdian untuk masyarakat. Tidak perlu menunggu sampai tua dan berpenghasilan untuk bisa melakukan pengabdian kepada masyarakat. Objek organisasi cendrung menitikberatkan masyarakat dalam program-programnya. Dengan begitu pemuda dapat menjadikan organisasi sebagai wahana melatih diri terjun langsung menghadapi problema masyarakat. Tidak ada alasan untuk tidak melakukan hal-hal yang sederhana seperti ini demi memperoleh banyak hal yang luar biasa untuk kedepannya.
Organisasi juga membantu timbulnya kesadaran terhadap pentingnya nilai-nilai Pancasila diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sulit diterima memang ketika teori lebih dominan daripada pelaksanaannya, begitu pula sebaliknya. Maka keseimbangan antara teori dan praktik diharapkan mampu berjalan dengan linear melalui keputusan-keputusan kecil yang diambil dalam organisasi.
Oleh karena itu, bumingnya sosialisasi mengenai pendidikan karakter generasi muda guna  membangkitkan nasionalisme, mempertahankan kedaulatan negara, dan memperkuat ketahanan nasional dapat diperoleh dari organisasi. Organisasi merupakan wadah sederhana berlangsungnya pendidikan karakter pemuda yang membentuk kepribadian dengan bekal nilai-nilai positif. Guna menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan bermoral untuk difungsikan dalam rangka membangun Indonesia yang dicita-citakan.

Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Sample text

 
Copyright © 2011. IMAMA ALOR NTT INDONESIA . All Rights Reserved
Company Info | Contact Us | Privacy policy | Term of use | Widget | Advertise with Us | Site map
Template Modify by Creating Website. Inpire by Darkmatter Rockettheme Proudly powered by Blogger